Khatib Jumat Ayah yang Pertama 1431H

By RiSaQi
@ MTs/MA Asih Putera (Cihanjuang 199, 19 Maret 2010)

Innal hamdalillah, nahmaduhu wanas ta'i nuhu wa nastagfiruh, wa naudzu billahi min syururi anfusina, wa min sayyiati 'amalina, mayyah dillah falaa mudillalah, wa man yudlil falaa hadiyalah. Allahumma sholli wa sallim alaa sayyidinina muhammad wa alaa alihi wa ashabihi wa ansorihi wa junudihi ilaa yaumil qiyamah. Ayyuhal hadirun, ittaqullah haqqo tuqotihi wa laa tamu tunna illa wa antum muslimun. Wa qoolallahu taala fi kitabihil karim audzu billahi minasy syaithoonir rajiim, QS. Al Baqoroh 200 - 202

Hadirin sidang jumat yang berbahagia. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji serta syukur atas berkat dan kehadirat Allah swt, pada hari jumat kita masih diberikan kesempatan, masih diberikan kekuatan, masih diberikan motivasi, masih diberikan niat yang kuat untuk melaksanakan kewajiban kita sebagai seorang muslim, yaitu melaksanakan shalat Jumat. Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, kepada para sahabatnya, kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia. Ada banyak motivasi yang menghiasi hidup kita sehingga kita dengan motivasi itu, beramal, melaksanakan kerja, melaksanakan amal, tergantung dorongan, niat, kita masing-masing. Makanya dalam pembahasan hadits itu biasanya, bab niat ditaruh di depan, klo menurut ibnu mas'ud, ternyata hadits tentang niat, itu adalah 1/3 dari agama. Innama 'amalu bin niat, wa innama likulli riim man nawar. Jadi hadits tentang niat itu mendasari setiap langkah kita, jadi niat itulah yang nanti akan menentukan, nasib kita, kelak dikemudian hari. Jadi dengan niat itu pula kita bisa mendapatkan apa yang kita cita-citakan, jadi dalam pembahasan tentang motivasi, ternyata kaitan dengan niat ini maka kita akan mendapatkan apa-apa yang kita niatkan, baik itu di dunia dan di akhirat.

Innamal 'amalu bin niat, sesungguhnya setiap amal itu teragantung dari niatnya. Kita akan mendapatkan apa yang kita niatkan. Klo kita niat sukses, berarti niat dalam diri kita nya sukses dunia & akhirat, maka kita akan mendapatkannya. Dalam pepatah bahasa Arab itu ada istilah Man Jadda Wa Jadda, Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, pasti dia bisa, barangsiapa yang motivasinya kuat, maka dia akan mendapatkan apa yang dia usahakan, dia akan mendapatkan apa yang dia niatkan.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia, tadi khatib membacakan
surat Al Baqarah ayat 200-202, Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan itu di dunia, titik. Jadi dia tidak melanjutkan, hanya ingin kebaikan di dunia. Jadi sebagian orang barangkali sebagian kita itu, motivasinya hanya sebatas motivasi dunia, barangkali dia akan mendapatkan dunia itu, kebaikan dunia itu dia akan peroleh, tetapi untuk urusan akhirat, dia tidak akan mendapatkan kebahagiaan itu, wamaa lahu min akhirati min khalaq, dan diantara mereka, ada juga yang kemudian ada yang berdoa; berdoanya Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa adzaa bannar. Ya Rabb, berilah kami dunia yang hasanah, dan berikanlah pula akhirat yang hasanah serta jauh dari api neraka.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia, klo kita membaca 3 ayat ini, maka kita akan terbagi dalam 2 kelompok besar, yang pertama: kelompok yang cuman sekedar ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia, Ada tanda tanya besar kenapa mereka tidak menghendaki kebahagiaan di akhirat, niatnya yang paling dalam hanya untuk mendapatkan kebaikan dunia, inilah yang disebut jahiliyah.
Arafat dunya wa lam yu'riful akhirat, Mereka mengerti persoalan-persoalan dunia, tetapi hakikat kehidupan setelah kematian itu mereka tidak tahu. Boro-boro mengimani, ngerti juga tidak, mereka itu cuman berprasangka bahwa kehidupan itu akan berakhir setelah kita meninggal saja, setelah itu tidak ada kehidupan lagi, tidak ada apa-apa lagi setelah meninggal.

Orang-orang yang materialistis, cuman memandang apa yang kita usahakan hari ini, itulah kebahagiaan kita, jadi dia tidak pernah menganggap apa yang diusahakan adalah pemberian Allah, kekayaan yang dia peroleh, kesuksesan yang dia raih, itu adalah hasil kerja keras dia sendiri. Tidak ada andil orang lain, apalagi Allah swt ikut menentukan.
Nah, konsep dalam Islam, bahwa: Tu'til mulka man tasya, wa tanzi'ul mulka mimman tasya, Jadi yang namanya mulia/hinanya orang, bukan ditentukan oleh orang itu sendiri. Allah Yang Maha Kuasa itu akan memberikan kekuasaan, kebahagiaan, kekayaan pada siapa yang Dia kehendaki. Maka kita memohon, Kulillah humma maalikul mulki tu'til Tu'til mulka man tasya, wa tanzi'ul mulka mimman tasya.

Banyak orang yang mencari kemuliaan, banyak orang yang mencari kebahagiaan, setelah dunia didapatkannya, justru kesengsaraan yang dia peroleh. Kisah-kisah ini sejak dulu sampai nanti ada, klo zaman dulu Firaun dengan segala macam kekuasaannya, Qorun dengan hartayang konon harus dipikul oleh tujuh orang sekaligus, ujung-ujungnya bukan kebahagiaan juga yang dia peroleh, ternyata kesengsaraan, itu adalah merupakan golongan orang-orang yang tertuang dalam ayat
200 surat Al Baqoroh.

Said Quthb, mengatakan orang-orang seperti itu adalah orang-orang jahiliyah. Jahiliyah abad 20, buku lama, gambaran seperti jaman dulu namun orang itu hidup pada jaman sekarang, dia hanya berorientasi hanya pada persoalan-persoalan dunia yang dia cari, walaupun dia mengatakan kami ini adalah orang Islam, tetapi dia selalu diperbudak oleh persoalan dunia. Pergi pagi - pulang petang, pergi pagi.. tidak ada lagi waktu untuk Allah swt, semua waktu tercurah untuk kehidupan dunia, orientasinya dunia terus, sehingga Allah swt, menyebutnya golongan orang-orang yang merugi.
Wamaa lahu fil akhirati min khalaq. Kelompok yang kedua, yang menganggap kehidupan itu bukan hanya kehidupan di dunia saja, namun kehidupan itu akan berlanjut nanti di yaumil qiyamah.

Buya hamka mengatakan, pada saat seseorang itu meninggal dunia, maka pada saat itulah dia mengalami kehidupan yang baru, itu adalah real life, hidup yang sesungguhnya, klo di dalam quran itu disebutkan
Wa matilahul dunya laibun wa lahwun, kehidupan dunia itu hanya senda gurau dan main-main, Lantas kapan kehidupan yang sebenarnya? Dalam Surat Al An'am tersebut, dijelaskan tidaklah kehidupan dunia itu, wa ibun, walahwun, senda gurau dan main-main. Buya hamka mengatakan kehidupan yang sesungguhnya, adalah ketika sudah selesai, pada waktu itu kita sudah berhadapan dengan Sang Khaliq, malaikat-malaikat melaporkan hasil catatannya amal-amal kita, Munkar dan Nakir yang selama ini bersaksi atas amal baik dan buruk yang mereka saksikan, kita akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita, jadi itu adalah kehidupan!

Kehidupan yang baru, yang dimana kita tidak bisa merubah nasib kita lagi. Jadi itu adalah kehidupan dimana segala sesuatu telah berakhir. Jadi kita tinggal menuai apakah kita akan beruntung atau merugi. Oleh karenanya dalam kehidupan berikutnya, kita akan mendapatkan apa yang kita usahakan. Amal kita itu, kita akan menuai. Barangsiapa yang datang dengan 1 kebaikan, maka Allah akan lipatkan 10x lipat, barangsiapa yang datang dengan kejahatan, maka dia akan dibalas dengan kejahatan yang dilakukannya,
lahum la yuzlamun, dan tidak ada lagi yang dirugiakan.

Hadirin yang berbahagia, kita berkeyakinan bahwa hidup kita ini sungguh penuh ujian, sampai diuji mana orang-orang yang baik, mana yang buruk, mana yang benar mana yang salah, kemudian dipisah-pisah mana yang baik, mana yang buruk itu. Janganlah kita sekali-kali mati kecuali dalam kondisi kita bertaqwa. Ujian yang datang kepada kita sampai mati nanti akhirnya. Allah tidak akan membiarkan iman kita,
Qoolu aamanna, tanpa mengujinya. Ujian yang datang kepada kita, berbagai macam, ada dalam bentuk kelebihan harta, kekurangan materi, kondisi fisik sakit, semua pasti diuji.

Mudah-mudahan kita semua menjadi orang yang bertaqwa. Kelompok yang mengharapkan kebahagiaan di dunia dan juga kebahagiaan di akhirat.

Barokallahuli walakum.

Alhamdulillahilladzi kholaqul insan 'allamahul bayan. Allahumma sholli alaa muhammad wa shahbihi ajmain. Berkaitan dengan 3 surat tersebut maka solusinya:
Allahush shamad, Allah tempat bergantung. Tidak ada yang jadi tempat bergantung, kecuali Dia, Tidak ada yang jadi tempat bergantung, kecuali Dia, Tidak ada yang disembah, kecuali Dia, Tidak ada yang memberikan rizki, kecuali Dia, Tidak ada yang lain, kecuali Dia, termasuk dimana kita menggantungkan setiap waktu kita hanya padaNya. Kita berlindung kepada Allah dari akhir yang jelek. Kita dianjurkan untuk senantiasa tidak mengharap, tidak takut, kecuali hanya pada Alloh.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia, mudah-mudahan keimanan kita semakin kuat, kita semakin dalam imannya, kita semakin tahu, semakin meyakini, Allah senantiasa membimbing.
Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirat hasanah, waqinaa adzaa bannar. Baiklah kita akhiri khutbah yang kedua ini dengan berdo'a.

Allahumma sholli alaa muhammad wa alaa alihi wa shohbihi ajmain. Ya Rabbana lakal hamdu kama yambaghili jalali wajhika wa adzimi sulthoonik. Robbana hablana min azwazina wadzurriyarina kurrata 'a yun, waj alna lil muttaqiina imaama. Subhana rabbika rabbil izzati amma yasifun wa salaamun alal mursalin, wal hamdulillahi rabbil 'alamin.

 

WASIAT RASULULLAH SAW

By RiSaQi
INGAT PESAN ROSUL SAW yang disampaikan di mesjid Kheif Mina:
"Simaklah pembicaraanku, kalian akan memperoleh manfaat sesudah aku tiada.
pahamilah baik-baik, supaya kalian memperoleh kemenangan.

PERTAMA, jagalah persaudaraan di antara kaum muslimin.

Darah, harta, dan kehormatan kaum muslimin tidak boleh diganggu.
tidak boleh melukai sesama muslim.
dilarang menghina, memfitnah, mencemooh dan hal yang dapat meruntuhkan kehormatannya.

Memaki seorang muslim itu durhaka dan membunuhnya kafir.
Orang Islam yang sebenarnya ialah orang yang menyelamatkan orang Islam yang lain dari gangguan lidah dan tangannya.

KEDUA, Nabi mengingatkan untuk memelihara akidah.
(Bila akidah rusak, bisa saling membunuh, saling mendholimi dan mudah melakukan dosa dan kemaksiatan. )

Dalam pesan lain, Nabi saw menyampaikan:
Barangsiapa memperoleh harta yang haram,
Allah tidak akan menerima sedekah, pembebasan, haji dan umrohnya.
Allah menuliskan dosa untuk setiap pahala dari perbuatannya itu.
dan perbekalan yang ditinggalkannya akan mengantarkannya ke api neraka.
Barangsiapa meninggalkan harta yang haram,
padahal ia sanggup memperolehnya (ia tinggalkan) karena takut kepada Allah,
ia akan selalu ada dalam kecintaan dan kasih sayang Allah SWT, serta kelak diperintahkan untuk memasuki Surga."[1]

[1]: Jalaludin Rahmat 216-218, disadur dari Khutbah 'Idil Adha 1428 H/ Dedi Mulyasana "Mencari Ridho dan Ampuna Allah SWT di Hari Kepasrahan dan pengorbanan". AbuTaqi Press. 2007.